Sabtu, 09 Juni 2012

1.1 DEFENISI ILMU UKUR TANAH (SURVEYING)


Ilmu ukur tanah adalah cabang dari ilmu  Geodesi yang khusus mempelajari sebagian kecil dari permukaan bumi dengan cara melakukan pengukuran- pengukuran guna mendapatkan peta. Pengukuran yang di lakukan terhadap titik- titik detail alam maupun buatan manusia meliputi posisi horizontal (x,y) maupun posisi vertikal nya (z) yang diferensikan terhadap permukaan air laut rata-rata. Agar titik-titik di permukaan bumi yang tidak teratur bentuknya dapat di pindahkan ke atas bidang datar maka di perlukan bidang perantara antara lain : bidang Ellipsoid, bidang bultan dan bidang datar (untuk luas wilayah 55 km).

Dalam pengertian yang lebih umum pengukuruan tanah dapat dianggap sebagai disiplin yang meliputi semua metoda untuk menghimpun dan melalukan proses informasi dan data tentang bumi dan lingkungan fisis. Dengan perkembangan teknologi saat ini metoda terestris konvensional telah dilengkapi dengan metoda pemetaan udara dan satelit yang berkembang melalui program-program pertanahan dan ruang angkasa.

Secara umum tugas surveyor adalah sebagai berikut.

a.    Analisa penelitian dan pengambilan keputusan. Pemilihan metoda pengkuran , peralatan, pengikatan titik-titik sudut dsb.
b.    Pekerjaan lapangan atau pengumpulan data, yakni melaksanakan pengkuran  dan pencatatan data di lapangan.

c.    Menghitung atau pemrosesan data, yakni hitungan berdasrkan data yang dicatat untuk menentukan letak, luas dan volume.
d.    Pemetaan atau penyajian data. Menggambarkan hasil ukuran  dan perhitungan untuk menghasilkan peta, gambar rencana tanah dan peta laut, menggambarkan dat dalam bentuk numeris atau hasil komputer.
e.    Pemancangan. Pemancangan tugu dan patok ukur untuk menentukan batas-batas pedoman dalam pekerjaan konstruksi.

1.1.1.   Arti Pentingnya Pengkuran Tanah
Pengkuran tanah sangat diperlukan dalam kehidupan modern, terutama oleh karena hasil-haslnya diakai untuk : (i)memetakan bumi  (daratan dan perairan), (ii) menyiapakna peta navigasi perhubungan darat, laut dan udara; (iii) memetakan batas-batas pemilikan tanah baik perorangan maupun perusahaan dan tanah negara , (iv) memrupkan bank data yang meliputi informasi tata guna lahan dan sumber daya alam untuk pengelolaan lingkungan hidup, (v) menentukan fakta tentang ukuran, bentuk, gaya berat dan medan magnit bumi serta (vi) mempersiapkan peta bulan , planet dan benda angkasa lainnya.
Dibidang teknik sipil para insinyur sangat memerlukan data yang akurat untuk pembangunan jalan, jembatan, saluran irigasi, lapangan udara, pehubungan cepat, sistem penyediaan air bersih pengkaplingan tanah perkotaan, jalur pipa, penambngan, terowongan. Semua itu diperlukan pengukuran tanah yang hasilnya beruapa peta untuk perencanaan.
Agar hasilnya dapat dipertanggung jaabkan maka pengkuran hasrus dilakukan secara benar, tepat dan akurat. Hal ini perlu sekalai diketahui baik oleh surveyor maupun para insinyur.

1.1.2.   Sejarah Pengkuran Tanah
a.    Zaman Mesir Kuno ( 140 SM) : Sesostris melakukan pekerjaan pemetaan tanah untuk keperluan perpajakan atau yang saat ini dikenal dengan kadaster.
b.    Zaman Yunani Kuno . Sejarah mencatat bahwa Erastotenes (220 SM adalah orang pertama yang mecoba menghitung dimensi bumi. Dia menghitung sudut meredian Syene dan Alexandria di Mesir dengan mengkur bayang-bayang matahari . Diperleh keliling bumi 25000 mil (13,5) mil lebih panjnag dari pengkuran modern . Pada (120 SM) Berkembang ilmu geometri metoda pengkuran sebidang lapangan (Dioptra)
c.    Perkembngan peting yakni pada jaman Romawi dimana pemikiran praktis untuk memciptakan peralatan yang teliti dimulai dengan bantuan teknologi sederhana. Kemampuan Romawi ditujukkan dengan hasil rekayasa di bidang konstruksi di seluruh kekaisaran misalnya. Peralatan yang berembang misalnya gromma, libella (sipat datar), dan crobates merupakan nivo untuk medatarkan sudut.
d.    Peradaban Yuniani dan Romawai selama berabad abad dilestarikan oleh orang Arab dalam bidang geometri praktis. Baru pada abad ke 13 dan 14 Ilmu Ukur Tanah maju pesat banyak penulis diantaranya Von Piso menulis  Praktica Geometria (Ilmu Ukura Tanah) dan Liber Quadratorum ( pembagian kudran) dsb.
e.    Abad 18 dan 19 seni pengkuan tanah maju lebih pesat oleh karena kebutuhan peta-peta semakin dirasakan terutama Inggris dan Perancis mengembangkan pengkuran geodesi dengan triangulasi teliti. The US Coast and Geodetic Survey , Amerika Serikat melaksanakan pengkuran hidrografi dan menetapkan titik-titik ontrol nasional
f.     Seteleh perang dunia I dan ke II pengkuran tanah berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi modern baiak dalam pengmupulan data maupun penglohannnya. Peralatan konvesional degantikan dengan peralatan automatis dan elektronik begitu juga dalam pengolhana dan peyajiannya telah berkembang metoda komputerisasi.




 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar